Waktu Baca: 3 menit

Di tengah gempuran perkembangan teknologi dan semakin cepatnya penyebaran informasi seperti saat ini membuat sastra anak mulai dilupakan oleh sebagian orang. Padahal sama seperti penerapan metode parenting yang lain, sastra anak juga memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Selain bisa mengembangkan imajinasi, sastra khusus si kecil ini ikut serta dalam proses pengembangan pengenalan bahasa, intelektual, emosional, dan masih banyak lagi.

Apa itu Sastra Anak?

Sastra anak memang dirancang khusus agar bisa dinikmati oleh anak-anak. Itulah alasan mengapa pilihan bahasa sastra anak harus se-sederhana mungkin. Sastra anak biasanya tipis dan lebih menonjolkan gambar dengan karakter lucu daripada tulisan. Mungkin bagi beberapa orang membuat karya sastra buat anak-anak terbilang mudah. Namun, dalam pembuatan sastra khusus buat si kecil, keahlian khusus juga harus penulis miliki. Seorang penulis harus punya keahlian agar dapat masuk keimajinasi anak-anak yang sederhana, kadang tidak realistis, dan berisi hal-hal bahagia.

Baca juga: Kuliah Sastra Bisa Kerja Apa? Ini Pilihan yang Bisa Kamu Ambil!

Sastra Anak Saat Ini

Saat ini sastra anak tidak hanya berbentuk buku cetak yang penuh gambar-gambar lucu, warna-warni dan minim metafora. Namun, juga ada dalam bentuk kartun, nyanyian, permainan interaktif, film, dan sastra lisan. Bentuk-bentuk tersebut merupakan hasil dari perkembangan teknologi dan informasi seperti sekarang. Sebuah usaha yang sedang para penggelut dunia sastra anak lakukan agar tetap bisa memasukan nilai-nilai moral di dunia anak-anak tanpa menggurui.

Baca juga: Sastra Cyber: Teman Berkarya Dengan Berbagai Polemiknya

Mulai Terabaikan

Namun, di balik bentuk dan penyebarannya yang meluas, nyatanya saat ini sastra anak jarang mendapat perhatian khusus dari para orang tua. Menurut BPS, tahun 2022 sebanyak 88,99% anak di atas lima tahun sudah mengakses internet untuk membuka sosial media. Hanya sebesar 33,04% anak di atas lima tahun mengakses internet untuk mengerjakan tugas. Padahal seharusnya usia anak-anak di atas lima tahun harus mendapatkan pengawasan orang tua selama membuka internet.

Masih berdasarkan data BPS, saat ini sebanyak 98,70% anak dapat mengakses internet melalui gadget. Sejalan dengan realitas sosialnya memang bahwa saat ini tidak sedikit anak-anak yang mulai mendapatkan gawai dari orang tuanya sebagai teman bermain dan bereksplorasi. Padahal internet sendiri sangat luas dan seperti dua mata pisau.

Memang, saat ini pun banyak kartun atau film yang bisa mereka melalui internet. Namun, apakah semua kartun dan film yang tokoh utamanya anak-anak pasti cocok untuk anak-anak tonton?

Nyatanya tidak hanya anak-anak. Saat ini banyak orang dewasa yang juga menjadikan kartun sebagai hiburan saat bosan. Karenanya banyak kartun-kartun yang sebenarnya bukan untuk anak-anak. Hal ini dapat kita lihat mulai dari visualisasinya, alur cerita, karakter tokoh, dialognya atau misi-misi khusus jika dalam sebuah permainan.

Mirisnya, banyak orang tua yang tidak sadar dengan fenomena ini. Maka dari itu, tidak jarang mereka membebaskan anak-anak melihat sembarangan kartun. Menurut mereka, yang penting anak menonton yang penting kartun, atau bermain games yang penting senang tanpa mengulas dengan serius apakah isinya cocok untuk si kecil atau tidak.

Fenomena tersebut seolah-olah menandakan bahwa sastra anak yang dirancang memang untuk menghibur dan memberikan nilai-nilai moral ke pada mereka sesuai usianya tidak menjadi hal krusial yang harus disorot di tengah masyarakat, tetapi hanya sekadar yang penting mereka tidak menangis dan senang.

Baca juga: Sastra Anak untuk Semua Usia

Mulai Berlatih

Sebenarnya sastra anak sangat dekat dengan masyarakat Indonesia. Contohnya seperti fabel Kancil dan Buaya, Persahabatan Tikus dan Singa, dan dongeng-dongeng lain yang sebenarnya bisa orang tua buat sendiri sesuai dengan kebutuhan anak. Jika tidak sempat membeli buku orang tua, kerabat, kakak, atau keluarga yang lain bisa mendongengkan anak-anak saat diwaktu luang atau sebelum tidur. Aktivitas mendongeng akan membantu anak untuk memahami nilai moral secara sederhana, melatihanya berimajinasi, dan menumbuhkan rasa empati serta ingin tahu tentang banyak hal.

Menjadi tugas bersama juga untuk menyisihkan waktu sejenak dengan tujuan memilah tontonan, bacaan, dan permainan seperti apa yang dirasa benar-benar cocok sesuai kebutuhan anak. Karena seperti yang sudah diketahui banyak orang bahwa anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Melalui sastra anak, kita sama-sama bisa menentukan ingin seperti apa mereka tumbuh dan bagaimana nasib sebuah bangsa ke depannya.

Ilustrasi foto oleh Cottonbro Studio.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini