Bisakha kita menerapkan work life balance saat work from anywhere (WFA)?
Adanya pandemi covid-19 beberapa tahun terakhir memaksa kita mengubah berbagai pola dalam hidup. Awalnya kita kerja di office kini bisa kerja WFH atau work from home. Bahkan, lebih canggih lagi, sekarang kita bisa bekerja WFA atau work from anywhere.
Bekerja dari rumah nampaknya terlihat sangat mudah dan menggiurkan. Bagaimana tidak, biasanya harus bangun pagi untuk bersiap-siap berangkat ke kantor, memakai setelan pakaian yang kece, sepatu mengkilat, dengan gaya rambut klimis, sekarang kita bisa jauh lebih santai lagi. Pandemi sudah merubah banyak hal. Dengan hanya bermodalkan kaus oblong dan celana selutut saja sudah bisa bekerja di depan laptop seharian.
Hey, tapi work from anywhere tidak semudah yang kamu bayangkan. Bekerja dari rumah mungkin terlihat sederhana. Namun, tanpa sadar online meeting dari pagi sampai sore bahkan sampai malam membuat tubuh terasa hectic dan jam kerja pun tak beraturan. Dari sistem kerja yang baru inilah muncul pertanyaan “bagaimana cara menjaga keseimbangan kerja dengan kehidupan di luarnya atau work life balance di masa seperti ini?”.
Nah, kalau kamu bingung, aku ada tipsnya.
Apa itu Work Life Balance?
Work life balance adalah keinginan seseorang untuk menyeimbangkan waktu bekerja dengan waktu untuk beraktifitas lain. Contohnya ya seperti menikmati hobby, me time, hang out dengan teman, liburan dengan keluarga atau lainnya, yang di luar pekerjaan.
Ada yang mengatakan Work life balance itu bagaimana caranya kita bisa membagi waktu yang pas untuk pekerjaan dan untuk kehidupan pribadi. Ada juga yang mengatakan work life balance itu terciptanya lingkungan kerja yang fleksibel.
Jadi, Definisi Setiap orang tentang work life balance berbeda-beda sesuai dengan perspektif mereka masing-masing. Background keluarga dalam hal ini support system dan pekerjaan juga bisa mempengaruhi dalam memaknai work life balance itu sendiri.
Persepsi orang tentang work life balance Ini juga berbeda-beda. Ada yang menerimanya ada juga yang mengatakan hanya mitos belaka. Namun, balik lagi ke pribadi masing-masing ya.
Bagi orang yang sudah memiiki income yang stabil work life balance terdengar seperti angin segar di musim kemarau. Namun, berbeda dengan orang yang baru merintis karirnya work life balance seperti omong kosong belaka.
Faktanya, Untuk kita yang masih merintis karir, kita harus mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk mencapai suatu target, kita nggak bisa capek dikit healing, pusing dikit healing. Padahal sampai overwork pun masih bisa kita bilang, belum.
Mengutip dari pendapat Jeff Bezos Ceo Of Amazon “bukan life balance tetapi work life harmony, ketika semua keadaan di pekerjaan atau di rumah mendukungmu dan memberikan kamu semangat serta kesenangan, maka rasanya hidup itu seimbang. Jadi ini bukan perihal berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk bekerja atau bersantai di rumah”.
Baca juga: Punya Mantan di Tempat Kerja yang Sama Itu Gak Asyik!
Cara Biar Tetap Sehat Mental dan Produktif dalam Bekerja
Pertama, buat jadwal. Kapan jadwal kerja, kapan jadwal merawat diri, kapan jadwal buat healing. Dengan adanya jadwal kamu jadi paham kapan harus kerja kapan harus istirahat sejenak. dari jadwal ini kamu bisa menyadari bahwa work life balance itu nggak harus seimbang waktunya. Karena lagi-lagi bukan tentang berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk bekerja tapi apa yang bisa di hasilkan dan di dapatkan dari pekerjaan tersebut.
Quality more than quantity, yang penting ada waktu untuk santai-santai daripada tidak terjadwal sama sekali. niatnya santai-santai malah kebablasan nggak ngelakuin apa-apa seharian, nggak sempat baca buku, makan telat, tidurnya kemalaman dan besok paginya harus kerja lagi. Duh.
Cintai pekerjaanmu. Ketika kamu mencintai pekerjaan kamu, stress, burnout, capek akan berkurang. Jangan hanya suka dengan hasilnya tapi juga cintai prosesnya. Jangan sampai gara-gara kamu nggak mencintai proses kerjamu, eh bahagiamu cuma waktu nerima gaji aja.
Baca juga: Perlukah Kita Menerapkan Quiet Quitting di Dunia Kerja?
Nah, itu beberapa tips kalau kamu mau menerapkan work life balance saat WFA. Ada yang sudah kamu coba?
Foto oleh Vojtech Okenka