Waktu Baca: 2 menit

Pada suatu hari, Charlize Theron mendapat panggilan dari Warner Bross. Theron mendapat kabar bahwa DC sedang merencanakan dirinya ambil bagian dalam DCEU. Theron bersemangat karena ia mendengar sutradara film ini adalah Patty Jenkins, sutradara yang telah memberinya Oscar lewat film Monster. Charlize juga semakin bersemangat ketika ia mendengar bahwa proyek yang akan melibatkan namanya adalah proyek film Wonder Woman. Namun semua rasa semangat itu hilang ketika ia tahu peran apa yang ditawarkan padanya: Ya, peran sebagai ibu dari Wonder Woman. Bagi Charlize, ia serasa ditampar dan diingatkan bahwa ia masuk kategori artis Hollywood kadaluarsa. Charlize bisa saja tetap mengambil peran itu dan mendapat ketenaran dan perhatian media. Namun terdorong rasa harga dirinya, Charlize Theron menolak peran itu.

Belakangan di acara Oscar ke 95, Michelle Yeoh juga dengan lantang berkata,”jangan berkata kalau ada yang menyebutmu sudah kadaluarasa!” Michelle seolah meluapkan emosinya karena label artis Hollywood kadaluarsa sering diberikan pada artis artis yang telah melewati usia 50 tahun dan tidak pada aktor yang berusia sama.

Banyak kesaksian mengatakan bahwa artis Hollywood yang sudah mendekati usia 30an tahun semakin kesulitan mendapat peran. Peran mereka tak jauh jauh dari ibu karakter utama atau peran pendukung saja. Tentu ini hal yang menyedihkan karena perempuan seolah menjadi obyek saja.

Tidak Semua Bernasib Begitu

Namun tidak semua artis bernasib begitu. Dame Helen Mirren misalnya. Dikenal sebagai artis hot di masa mudanya, Helen Mirren mendapatkan Oscar lewat perannya sebagai Ratu Inggris di The Queen. Performanya ini membuat ia mendapatkan peran peran besar di film Hollywood. Ia justru laris manis di masa tuanya.

Pun demikian dengan artis Lin Shaye yang awalnya hanya diproyeksikan sebagai peran pendukung di film Insidious tapi malah menjadi peran utama di seri seri selanjutntya. Gilanya, karakter Lin Shaye diceritakan tewas di film pertamanya. Namun karena sudah kadung mendapat cinta dari penggemar, karakter Lin Shaye terus dihidupkan dengan latar franchise Insidious yang semakin lama semakin mundur timelinenya.

Hollywood telah berubah. Apalagi sejak #MeToo Movement yang membongkar praktik praktik produser Top Hollywood yang juga predator seks.

Namun perubahan ini tak serta merta berubah dalam satu malam. Masih banyak proses yang harus dijalani.

Baca juga :

Ramai Cuitan Kiky Saputri, Seberapa Buruk Kualitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia?

Niat Bikin Konten Gantung Diri, Perempuan Muda Ini Malah Meninggal Sungguhan

Apa Itu Grooming Pada Anak Perempuan? Pelakunya Pasti Pedofil?

Kejam! Seorang Perempuan Ditembak Mati di Depan Anak-anaknya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini