Waktu Baca: 2 menit

Kenapa sang raja, Nokia, bisa gagal total?

Pernah ingat ponsel Nokia? Buat anak 2000-an awal dan yang lebih tua, pasti tahu brand legendaris ini. Di zamannya, memang brand yang satu ini tenar banget. Bahkan kasarannya nih, kaya Honda versi HP. Ke manapun kita pergi pasti ketemu orang yang HP-nya merk Nokia.

Terus gimana sekarang? Kalau melihat era-era hari ini nih, jarang banget yang pakai Nokia. Bahkan, bisa dikatakan hampir nggak ada kan? Sekarang yang kita lihat kalau nggak Xiaomi, Oppo atau Realme. Nokia sudah nggak laris lagi sekarang.

Saking nggak larisnya, beberapa waktu lalu, Nokia memutuskan ganti logo. Para manajemen berharap, Nokia nggak akan gagal total lagi kaya dulu.

Lalu, kenapa ya mereka sempat gagal total?

Nggak Mau Ambil Resiko

Nokia, seperti brand-brand besar yang menguasai pasar pada umumnya, nggak pernah mau ambil resiko.

Hal ini tercermin dari penolakan mereka menggunakan Android di masa-masa kemunculan software berlogo robot berawarna hijau ini.

Alih-alih mengikuti jejak Samsung, yang saat itu belum apa-apa, dengan menggunakan Android, Nokia malah main aman dengan memilih menggunakan Windows di gawai yang mereka produksi.

Hasilnya ya sudah kelihatan jelas sekarang. Bukannya menjadi rival Samsung dan Android, Nokia bersama Windows Phone malah terjerembab masuk jurang.

Pemilihan Nokia yang berpartner dengan Windows sebagai sistem operasi mereka mungkin sekilas masuk akal. Keduanya saat itu menjadi raksasa di masing-masing dunia yang mereka geluti, berbeda dengan Android yang baru muncul dan Samsung yang saat itu masih belajar bernafas.

Tentu saja, Nokia nggak mau ambil resiko mengikuti trend penggunaan Android dong. Mereka lebih baik main aman dengan perusahaan yang juga sama-sama raksasa daripada si kecil Android.

Tapi, sialnya, mereka lupa bahwa Daud bisa mengalahkan Goliath.

Baca juga: Jadi Pemimpin Pasar Bisa Berbahaya: Cerita Runtuhnya Dominasi Intel Oleh AMD

Gengsi Setinggi Langit!

Nokia sebenarnya sempat menjilat ludahnya sendiri dengan meluncurkan smartphone dengan sistem Android beberapa waktu lalu. Sayangnya, mereka masih saja gagal mengusik kedigdayaan Samsung di dunia smartphone. Makin parahnya lagi ini, sampai bersaing sama Infinix saja nggak mampu!

Kegagalan mereka buat comeback muncul karena Nokia masih punya gengsi yang tinggi. Mereka yang mantan raja masih bertingkah kaya raja yang masih berkuasa.

Nokia bukannya mengikuti jejak-jejak brand pada umumnya yang menjual smartphone dengan embel-embel price to peformance, tapi malah menjual smartphone yang terkesan eksklusif.

Pada masa comeback mereka tersebut, harga gawai Nokia benar-benar jauh di atas pasaran smartphone pada umumnya.

Mungkin saja mereka mengira bahwa mereka masih punya nama besar sehingga berani melakukan hal yang demikian. Tapi, gara-gara gengsi inilah mereka lupa, bahwa mereka sudah bukan raja lagi.

Seharusnya saat itu Nokia bermain seperti rakyat, menjual kualitas dengan harga yang murah sehingga bisa kembali menarik perhatian.

Sayang…, gengsi si mantan raja terlalu tinggi.

Baca juga: Suzuki Gagal Karena Hati: Sebuah Pelajaran Bisnis

Mau Coba Comeback Lagi

Nokia yang pernah gagal total dan bahkan waktu comeback pertama malah makin gagal total lagi nggak putus asa. Lewat pergantian logo mereka, Nokia pengen mengutarakan kepada kita bahwa mereka sudah berbenah dan berubah. Logo mereka yang terbaru menyiratkan kesan modern, sederhana dan menarik.

Namun, apakah mereka bisa benar-benar comeback lewat logo yang berubah ini? Kita lihat saja di produk mereka pasca perombakan logo ini.

Kamu yakin nggak nih Nokia bisa oke lagi?

Sumber gambar: RTE.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini