Waktu Baca: 2 menit

Terkini — Komunitas Sega Mubeng mengadakan acara buka bersama bareng Masjid Syuhada dan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UIN) Sunan Kalijaga serta masyarakat umum pada hari Senin (27/03) yang lalu di Gedung Karya Sosial Widyamandala, Kota Baru, Yogyakarta.

Menurut Franciscus Andy Setiawan, Wakil Ketua Panitia Acara Buka Bersama Sega Mubeng, acara ini memiliki tujuan untuk mengakrabkan umat beragama dan menunjukkan rasa saling peduli terhadap sesama umat beragama.

“Tujuan acara ini untuk mengakrabkan umat Katolik dan non-Katolik serta menunjukkan bahwa umat Katolik juga peduli (dengan umat yang beragama lain),” jelas Andy.

“Kami juga peduli dengan teman-teman kita yang Muslim dengan acara buka bersama ini. Kami ingin mewujudkan keberagaman kembali, apalagi sekarang banyak sekali isu intoleransi,” lanjutnya.

Baca juga: Konformitas Sebagai Penghambat Keberagaman

Pada acara ini terlihat berbagai lapisan masyarakat yang hadir, baik itu dari tokoh agama, cendekiawan hingga masyarakat kurang mampu.

Salah satu peserta acara ini, Julak Imam, seorang pedagang Cilok Telur di Lempuyangan mengaku sangat bahagia dengan acara Sega Mubeng.

“Saya pribadi dari masyarakat yang bergama Islam, sangat bahagia sekali karena saya menemukan Indonesia di Gereja Santo Antonius Padua, Kota Baru,” cerita Imam.

Imam melanjutkan bahwa selama ini banyak masyarakat yang merasa paling NKRI namun kenyataannya justru saling “membunuh” dalam arti membunuh karakter dan nama baik. Acara buka bersama ini menurutnya menunjukkan bahwa teman-teman Sega Mubeng mampu menciptakan sebuah kedamaian yang majemuk.

Alhamdullilah, (buka bersama Sega Mubeng) mampu menciptakan sebuhan kedamaian yang menjemuk. Kedamaian itu bisa diraih kalau ada kemajemukan,” lanjut Imam.

“Mudah-mudahan terus berlanjut, dan skalanya bukan berhenti di sini. Syukur-syukur bisa diputer gitu bisa jadi di Masjid yang komposisi keberagamannya seperti ini,” tutup Imam.

Baca juga: Serba-serbi Toleransi Yang Pernah Saya Alami

Dalam acara ini pula terdapat sesi Sholawatan yang diisi oleh Hadroh Gazebo Pembebasan UIN Sunan Kalijaga dan penjelasan makna berpuasa oleh Arafat Noor Abdillah, Mahasiswa Program Doktoral Studi Islam UIN Sunan Kalijaga.

Komunitas lintas agama yang diprakarsai oleh Rm. Macarius Maharsono, SJ ini memang memiliki tujuan membantu masyarakat kecil seperti tukang becak, tukang sapu jalanan, gelandangan dan pedagang kecil serta masyarakat lainnya yang membutuhkan bantuan. Salah satunya adalah dengan mengadakan acara buka bersama ini.

“Romo melihat banyak tukang becak yang nongkrong di sekitar gereja Kota Baru dan di pasturan banyak makanan yang berlimpah. Akhirnya, Romo berinisiatif untuk berbagi makanan bersama mudika saat itu,” cerita Yuli Gunawan, Koordinator Komunitas Sega Mubeng.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini