Kok bisa tafsir mimpi itu bukan mitos kalau menurut ilmu psikologi?
Tafsir mimpi sudah jadi kepercayaan umum orang-orang di generasi boomers dan mungkin saja beberapa millenial sampai gen Z masih percaya. Banyak orang yang ngerasa kalau mimpi yang dialami bukan sembarang mimpi, ada sesuatu di balik mimpi itu. Contohnya misal kalau kalian mimpi datang ke nikahan seseorang, bisa jadi itu adalah pertanda kalau ada orang yang kamu kenal bakalan meninggal. Ngeri kan?
Tapi nggak sedikit yang menganggap tafsir cuma sekedar mitos belaka. Banyak yang menganggap kalau kepercayaan ini cuma mitos belaka. Bahkan, kalau ternyata ada yang menebak arti mimpi secara benar, orang akan menganggap sebagai tebakan yang beruntung.
Melihat adanya dua kubu yang berseberangan soal tafsir mimpi, ternyata eh ternyata, ilmu psikologi menganggap kalau tafsir mimpi ini bukan mitos!
Ilmu Psikologi Memanfaatkan Tafsir Mimpi Buat Membantu Klien
Para psikolog ternama macam Sigmund Freud dan Carl Jung memanfaatkan tafsir mimpi untuk membantu proses penyembuhan psikis para klien mereka. Mereka berdua percaya bahwa mimpi itu mengandung simbol-simbol tertentu yang berkaitan dengan masalah psikis klien mereka.
Menurut pandangan Freud, mimpi yang muncul di setiap kliennya tertidur merupakan rasa atau keinginan terpendam dari kliennya. Baginya, mimpi bisa menjadi jembatan antara perasaan serta keinginan klien dengan dunia nyata.
Begitu pula dengan Jung. Psikolog legendaris yang satu ini juga menyatakan hal yang serupa dengan Freud. Menurutnya, mimpi adalah bentuk pengungkapan alam bawah sadar manusia yang muncul saat mereka tertidur. Jung percaya kalau mimpi akan mengandung simbol dan kode yang harus dia pecahkan agar bisa mengetahui secara jelas apa yang pasiennya alami selama ini.
Dalam penjelasan Jung, simbol-simbol yang muncul nggak melulu simbol secara harafiah. Simbol yang muncul di mimpi seseorang bisa jadi seperti siapa yang kliennya temui di mimpi, di mana tempatnya, apa yang dia lakukan, bahkan perkataan-perkataan yang muncul di mimpi.
Baca juga: Pemimpin Indonesia dari Jawa Sudah Takdir Tuhan?
Nggak Bisa Mengambil Kesimpulan Sembarangan
Pengambilan kesimpulan dari tafsir mimpi para psikolog kaya Jung dan Freud sedikit berbeda dengan para paranormal. Kalau paranormal saking saktinya hanya cukup satu mimpi saja buat mencari kesimpulan, para psikolog butuh beberapa mimpi.
Mengambil dari pengalaman Jung dalam menafsirkan mimpi buat membantu masalah psikis kliennya, dia sampai harus menganalisis 400 mimpi yang kliennya alami. Goks gak tuh!
Menurut Jung mengampil pelajaran dari pengalamannya itu, memang perlu banyak menganalisis mimpi yang dialami klien semasa proses pemulihan. Pada fase analisis tersebut, dalam pengalamannya itu, Jung menemukan pola unik dari mimpi kliennya yang kemudian dia curigai sebagai penyebab masalah psikis yang kliennya alami.
Baca juga: Gangguan Psikologis Pada Orang Yang Tidak Punya Malu
Tafsir Mimpi Tetap Memiliki Dimensi Spiritual
Biasanya kalau kita sudah membahas sesuatu secara ilmu pengetahuan, maka dimensi spiritual dari objek yang kita bahas akan hilang begitu saja.
Namun, dalam pembahasan tafsir mimpi, Jung menyangkal hal tersebut. Menurutnya, tafsir mimpi memiliki dimensi spiritual yang kuat.
Jung percaya jika setiap manusia memiliki kesadaran kolektif mengenai religiusitas dan spiritual di semua kepercayaan. Dan kesadaran kolektif mengenai religiusitas dan spiritual ini muncul di mimpi orang-orang termasuk klien yang saat itu di urus.
Di mimpi kliennya, dia mendapati adanya sosok lawan jenis yang dia percaya sebagai representasi koeksistensi antara pria dan wanita di dalam tubuh seseorang. Singkatnya, seorang pria memiliki sisi wanita dan begitu juga sebaliknya.
Adanya representasi koeksistensi 2 gender ini Jung mengutip dari Edward Maitland adalah pengingat bahwa “dewa” memiliki gender perempuan dan pria dalam satu tubuh. Selain itu, Jung juga mengutip gagasan dari filsafat Hermenetik bahwa Adam akan selalu membawa Hawa di “dalam” diri Adam.
Dalam hal ini, mudahnya, Jung menemukan adanya bau-bau ajaran agama—Katolik, karena kliennya sempat beragama demikian— yang berpengaruh dalam mimpi kliennya saat itu meskipun yang bersangkutan sudah tidak beragama layaknya dahulu.
Baca juga: Kemenangan Daud Atas Goliath Bukanlah Karena Keajaiban Tuhan
Gimana, menarik kan soal tafsir mimpi ini? Kalau mengambil kesimpulan dari artikel ini, bisa jadi kita sudah salah dalam meyakini bahwa tafsir mimpi itu 100% mitos.